Daftar Blog Saya

Jumat, 28 Januari 2011

The Power of Smile


Oleh Tim FSI Al Banna
Ada banyak aspek dalam kehidupan ini yang nilainya jauh lebih besar daripada uang. Salah satu di antaranya adalah senyuman. Senyuman merupakan ekspresi fisik yang memiliki sejuta arti, baik dalam konotasi negatif maupun positif.
Begitu kuatnya arti sebuah senyuman, sehingga hanya karena sebuah senyuman, kehidupan seseorang bisa berubah. Berubah dalam arti sebuah keberuntungan. Namun juga bisa berakibat fatal hanya karena senyuman. Meski demikian, dalam pandangan Islam, Rasulullah (SAW) mengajarkan bahwa senyuman adalah amal kebaikan.
Minggu lalu, dibuka sebuah kesempatan kerja pada sebuah perusahaan di Doha. Saya termasuk salah satu orang yang dipercaya dalam proses rekrutmen calon tenaga kerja perusahaan tersebut. Tidak ada kriteria pasti yang mereka tetapkan sebagai persyaratan terhadap calon pendaftar. Namun begitu, saya mengajukan sejumlah syarat penilaian guna memperoleh calon tenaga kerja yang tepat. Sebuah proses yang saya nilai bukan persoalan yang mudah.
Saya masih ingat, sepanjang perjalan karir, penekanan dalam penyaringan calon tenaga kerja selalu ditekankan kepada curriculum vitae (CV). Apa yang tertulis dalam CV dianggap sebagai gambaran yang nyata dari orang-orang yang mengajukan lamaran pekerjaan. Sebuah kesimpulan yang sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Namun juga tidak harus membuat kita harus percaya penuh.
Banyak kejadian dalam pengalaman kerja kita ternyata keliru terhadap performance seseorang hanya karena melihat CV nya yang benar-benar dikemas manis. Bahkan semanis mungkin. Saya sering menemui sejumlah rekan kerja yang dalam hati saya bertanya: apa proses seleksinya seenaknya saja ya, sehingga perusahaan seringkali kecolongan? Dari mereka yang suka mbolos dalam kerja, malas kerja, sering terlambat, hingga yang namanya korupsi. Padahal, sewaktu melamar pekerjaan, mati-matian mereka bilang bahwa mereka adalah calon pekerja yang baik. Bahkan mereka mengatakan akan memberikan yang terbaik bagi perusahaan. Akan tetapi, begitu mereka sudah diterima kerja, baru kelihatan belangnya.
Bagi saya, pengalaman ini adalah sebuah pelajaran yang baik, yang bisa diterapkan dalam proses penyaringan kandidat. Karena itu, sejumlah factor dalam menjaring calon karyawan harus diperhatikan. Calon karyawan bukan hanya dinilai dari aspek ilmu pengetahuan serta ketrampilan yang tercantum dalam CV saja. Lebih dari itu, aspek perilaku calon karyawan perlu dinilai, tidak terkecuali peran senyuman. Karena bagi saya (barangkali bagi sebagian anda, senyuman merupakan pertanda keramah-tamahan pemiliknya).
Bukan hanya dari calon pekerja saja. Para pencari kerja yang mendapatkan sambutan meski hanya sebuah senyuman, akan membuat calon pekerja merasa bahwa dia diterima. Setidaknya, mendukung moral sebelum interview dimulai.
Meski demikian, hal itu bukan berarti bahwa interview menjadikan factor penentu diterimanya seseorang dalam melamar pekerjaan. Tentu tidak demikian. Hanya saja, betapapun seorang kandidat itu pintar ilmu serta terampil dalam pekerjaan, tanpa senyuman, saya tidak yakin apakah dia bakal menjadi calon pekerja yang ramah, pada rekan-rekan kerja, supervisor hingga orang lain. Dalam kacamata manajemen, ini menanggung sebuah risiko!
Begitulah!
Ada sepuluh orang kandidat yang datang, untuk empat posisi yang berbeda. Rata-rata mereka memiliki CV yang bagus. Artinya, semuanya punya latarbelakang pendidikan yang baik serta pengalaman kerja yang cukup. Dalam istilah kompetensi, semuanya boleh dikatakan sebagai calon pekerja yang ‘layak’ untuk diterima. Jika demikian, apa yang perlu kita cari sebenarnya? Dan, bagaimana mendapatkan mendapatkan yang terbaik?
Saya yakin dan percaya, bahkan sebelum interview dimulai, mereka pasti bakal mengatakan bahwa mereka adalah calon terbaik. Good education, best training and enough work experience. Mereka juga bakal mengatakan bahwa jika terpilih menjadi karyawan, mereka bakal memberikan the best bagi perusahaan. Maka dari itu, pihak interviewer perlu jeli melihat semua aspek. Agar kelak, perusahaan benar-benar mendapatkan yang terbaik.
Saya pula percaya, bahwa ilmu, bisa dicari dan dipelajari. Ketrampilan, betapapun sulitnya, masih bisa dilatih. Ala bisa karena biasa. Pengetahuan dan ketrampilan, intinya bisa didapatkan melalui pelatihan. Namun perbuatan baik, sikap yang ramah, kebiasaan memberikan sebuah senyuman sekalipun, bisa jadi menunjukkan karakter pemiliknya, yang tidak mudah dirubah.
Barangkali oleh karena itulah, suksesnya sebuah industry layanan, misalnya hotel, travel agent, airlines, restaurant, selalu mengedepankan keramah-tamahan karyawannya. Kesopanan yang diutamakan dan yang mereka ‘jual’, bukannya produk semata.
Ingatkah kita bahwa sewaktu jalan-jalan atau berbelanja di supermarket, mall besar, seringkali kita membeli sesuatu yang sebenarnya tidak atau kurang kita butuhkan? Kita tidak atau kurang sadar hanya karena senyuman sales person saja, sebelum mereka menjajakan barang-barang dagangannya, membuat daya tarik tersendiri. Pada akhirnya kita membeli. Baru setiba di rumah kita sadar, ternyata barang-barang yang dibeli tidak terlalu dibutuhkan. Ini menunjukkan, betapa besar pengaruh senyuman dalam perdagangan, sebagai senjata pemikat customer.
Berangkat latarbelakang inilah, saya membuat sebuah daftar kriteria selain kompetensi semua applicants , attitude merupakan salah satu factor yang tidak boleh dikesampingkan. Saya sadar, barangkali tidak semua orang setuju terhadap konsep ini. Misalnya saja bidang permesinan, kapal, minyak serta berbagai bidang teknik lainnya yang membutuhkan keseriusan dalam kerja, apa hubungannya atau arti senyuman dalam pandangan mereka?
Namun mereka sebenarnya tidak sadar bahwa senyuman memiliki kekuatan yang besar. Senyuman seorang manajer atau supervisor terhadap bawahan yang lelah stau menghadapi persoalan yang rumit, membuat mereka meresa terdukung. Senyuman manajer membuat anak buah yang mengalami persoalan besar merasa lebih ringan. Senyuman seorang rekan sejawat terhadap kolega yang sedang ditimpa musibah membuat dia sedikit terhibur.
Jadi, tidak ada alasan, bahwa peran senyuman tidak memiliki arti dalam semua jenis pekerjaan. Maka, tidaklah berlebihan jika senyuman adalah amal baik yang memiliki potensi kebaikan.
Oleh sebab itu, mulailah belajar tersenyum kepada siapapun agar kita tidak dipandang sebagai orang yang pelit dalam hidup. Jika untuk memberikan senyuman saja kita sungguh merasa berat, bagaimana mungkin kita akan mau atau bersedia menyumbangkan sebagian rejeki kita kepada orang lain yang membutuhkan?
Akan tetapi jangan lupa, banyak orang yang tertipu lantaran senyuman. Senyuman disalah-gunakan artinya. Bukan sebagai amal baik apalagi ibadah. Namun untuk memeras, menipu, menyepelekan orang lain bahkan menghina.
Bila ini yang terjadi, maka jangan salahkan orang yang tidak segera tergiur untuk menerjemahkan arti sebuah senyuman sebagai pintu masuk mulut lubang buaya! Senyumanmu dalah deritaku!
Wallahu a’lam!

10 Wasiat Imam Hasan Al Banna

10 Wasiat Imam Hasan Al Banna



Imam Hasan Al-Bana, pendiri gerakan dakwah Ikhwan yang terkenal ke seluruh dunia, banyak meninggalkan catatan penting pada sejarah perjuangan Islam modern. Ingat, kehadiran Imam Hasan bertepatan dengan hanya beberapa saat setelah hancurnya kekhalifan Islam yang terakhir. Tak pelak, setelah kepergian beliau, tak ada lagi figur dakwah yang bisa dijadikan acuan dalam gerakan Islam.
Setiap hari, dalam dakwahnya, ia berjalan kaki tidak kurang dari 20 KM. Beliau menyambangi desa-desa dan dilakukannya tanpa pamrih sedikitpun dari manusia. Ia duduk di warung kopi pada beberapa malam, menyatu dengan masyarakat yang sebenarnya, dan ia mampu mengingat nama orang yang baru saja ditemuinya walaupun hanya sekali, sehingga orang yang diajak bicara olehnya menjadi simpati.
Banyak warisan dari Imam Hasan yang sangat menggelorakan semangat dakwah Islam. Berikut ini beberapa di antaranya dari sekian wasiat-wasiatnya:
  1. Bangunlah segera untuk melakukan sholat apabila mendengara adzan walau bagaimanapun keadaannya.
  2. Baca, Telaah dan dengarkan Al-Quran atau dzikirlah kepada Allah dan janganlah engkau menghambur-hamburkan waktumu dalam masalah yang tidak ada manfaatnya.
  3. Bersungguh-sungguhlah untuk bisa berbicara dalam bahasa Arab dengan fasih.
  4. Jangan memperbanyak perdebatan dalam berbagai bidang pembicaraan sebab hal ini semata-mata tidak akan mendatangkan kebaikan.
  5. Jangan banyak tertawa sebab hati yang selalu berkomunikasi dengan Allah (dzikir) adalah tenang dan tentram.
  6. Jangan bergurau karena umat yang berjihad tidak berbuat kecuali dengan bersungguh-sungguh terus-menerus.
  7. Jangan mengeraskan suara di atas suara yang diperlukan pendengar, karena hal ini akan mengganggu dan menyakiti.
  8. Jauhilah dari membicarakan kejelekan orang lain atau melukainya dalam bentuk apapun dan jangan berbicara kecuali yang baik.
  9. Berta’aruflah dengan saudaramu yang kalian temui walaupun dia tidak meminta, sebab prinsip dakwah kita adalah cinta dan ta’awun (kerja sama).
  10. Pekerjaan rumah kita sebenarnya lebih bertumpuk dari pada waktu yang tersedia, maka manfaatkanlah waktu dan apabila kalian mempunyai sesuatu keperluan maka sederhanakanlah dan percepatlah untuk diselesaikan.

Kamis, 27 Januari 2011

puisi puisi Albanna

Berhenti Sejenak

berhentilah sejenak …
siapa tahu jalan yang di lalui menyimpang
atau …
salah menanjak
atau …
salah menurun
atau…
belum waktunya
atau ….
terlambat bergerak
atau …
banyak yang terlupa
atau …
ingin pindah haluan
atau …

Kata Mutiara Islami Hari Ini

1. terimalah celaan yang datang padamu karena siapa tahu engkau lebih buruk dari apa yang mereka cela
2. Jika engkau tidak mau menerima kritikan, tanyakan pada diri sendiri, apakah saya tidak pernah berbuat salah ?
3. kritiklah sesuai kebutuhan karena segala sesuatu yang berlebihan pasti berakhir tidak baik

Bila waktunya…

aku bertanya…
bila waktunya kan tiba
buruk  memang buruk
baik benar baik
jujur sebagai pemenang
dusta musnah menghilang
korupsi terkubur
oknum hancur lebur
rakyat selamat
pejabat jahat melarat
aku bergumam
bila waktunya …?

Lautan Ilmu

renangilah lautan ilmu
jangan tenggelam
selamilah kedalaman makna
jangan terlena
siapkanlah perjalanan
jangan tergadaikan
bagai pohon tanpa buahnya
jangan kau serupa dengannya

Bukan Sekedar…

bukan sekedar …. shalat
bukan sekedar …. shaum
bukan sekedar …. zakat
mengertilah apa yang kau kerjakan
berpeganglah pada tali-Nya
pusaran nafsu semakin memburu
lingkaran hidayah semakin melayu
engkau bukan boneka
engkau pun bukan pencipta
berusahalah …
engkau pasti menemukan

Kenangan…

bagai tanah di atas batu
habis terkikis air
aku tak bisa …
laksana kemarau berpuluh tahun
musnah tergantikan hujan
aku tak bisa…
bahkan…
aku tak mungkin bisa
bisakah bumi benderang bila tiada cahaya ?
aku pun tak bisa…

Rabu, 26 Januari 2011

Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Forum Studi Islam Al Banna di centuskan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan masa bakti 2007-2009 dibawah komando Saudari Ryenda Amelia Rustam, setelah sekian banyak rintangan dan hambatan , alhamdulillah Lembaga  Dakwah Kampus  terbentuk pada  tanggal 21 desember 2008 yang memiliki nama  Forum Studi Islam Al Banna yang disingkat  dengan  FSI Al Banna, waktu itu  kepemimpinan  Albanna  di amanahkan kepada Saudara Irwadi dari jurusan Pendidikan Fisika sebagai ketua umum, keberadaan FSI Al Banna di lingkungan kampus STKIP Dharma Bakti Lubuk Alung mendapat sambutan yang baik dan mengembirakan baik yang datang dari dalam lingkungan kampus maupun luar kampus. hal ini dengan ditandainya dengan dilantiknya dan di legalkannya  kepengurusan FSI Al Banna pada tanggal 21 Januari 2010 oleh PK III dan dihadiri oleh seluruh akademika kampus STKIP Dharma Bakti Lubuk Alung. dibawah kepemimpinan Akhi Romi Syahputra dari jurusan Pendidikan Fisika. alhamdulillah sekarang FSI Albanna sudah memiliki sekretariatan,
FSI AL BANNA, adalah LDKnya STKIP dharma Bakti Lubuk Alung, berdiri tanggal 21 desember 2008